Berkawan dengan Luka

Aku kenal rasa sakit ini. Rencananya kuajak ia duduk bersama.

Kuharap kami bisa berteman.

*

Sebenarnya ia telah lama di sana, tapi kali ini rasanya berbeda. Ia datang lebih sering. Berduyun-duyun memperbanyak diri. Ke tempat-tempat lama. Juga ke lebih banyak tempat baru lainnya. Lebih tak tertahankan. Lebih… entah istilah apa lagi yang bisa kutemukan.

Persisten.

Ia kadang tak beranjak barang satu malampun. Aku kesal dan capek. Aku sering menangis sendiri. Kalau ada orang pun rasanya sudah biasa mendengarku menangis.

“Sudah minum obat?”

Hanya paracetamol. Itupun sudah tak mempan lagi. Rasa sakit yang ini agaknya tak biasa.

Ia di sana-sini. Di bahu, di tengkuk, di kepala belakang, di dada. Bahkan cuci piring sejenak saja membuat sendi bahuku rasanya mau lepas.

Salah satu yang paling menyebalkan adalah ketika ia datang sewaktu aku menarik napas. Tepatnya rasanya di dalam rongga dada sebelah kanan. Kalau aku melepas napas, ia tak ada. Ya, masa aku harus melepas napas terus?

Dulu rasa-rasa ini mereda ketika kuajak berbaring. Sekarang juga mereda ketika kuajak melakukan hal yang sama, tapi ada satu rintangan yang harus kulalui: kalau berbaring, rasa sakit ini makin menjadi-jadi.

Aku kadang menangis ketika ini terjadi. Mengeluh haduh-haduh saja tak cukup. Namun setelah puncak rasa sakit tak tertahankan ini datang, perlahan rasanya agak lebih baik. Entah betulan mereda, atau aku tertidur karena tak dapat menahan rasa sakitnya sampai capek.

Aku kesal tapi kami sama-sama sendirian.  Aku coba mendekatinya, tapi semakin kudekati, rasanya semakin sakit.

Kini melewati tulisan ini, kucoba ajak ia duduk bersama. Aku ingin bercerita tentang banyak hal dengannya. Tentang petualangan-petualangan yang kualami bersama tubuhku. Tentang rasa-rasa lain yang mampir lalu pergi lagi. Aku sungguh-sungguh punya banyak kenangan menyenangkan dengan tubuhku.

Ia belum melepaskan sepatah katapun hingga aku menulis ini.

Ia masih di sini bersamaku,

dan kuharap

segera

kami bisa berteman.

___

Jember, 19 Mei 2024, 20:56 WIB

Leave a comment